Friday, July 22, 2016

Rahasia Menulis Cerita Anak

Materi dan diskusi dari penulis tamu Fita Chakra, pada 20 Mei 2016 di grup FB BaW Community

Halo, Teman-teman.

Waktu saya mulai belajar menulis cerita anak, seringkali saya butuh waktu lama untuk memikirkan pesan apa yang ingin saya sampaikan pada cerita tersebut. Ternyata semakin lama, saya sadari, ini membuat saya kesulitan menulis. Pesan itu penting, tetapi mulai menulis dengan fokus pesan justru membuat saya tak bisa menyelesaikan tulisan saya. Ini adalah salah satu kesulitan saya dalam menulis. Mungkin teman-teman punya kesulitan yang berbeda. Boleh nanti di-share ya saat diskusi. Kita bisa saling berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain

Saturday, April 30, 2016

Asyiknya Menulis Cerita Anak

Materi tamu dari Mas Bambang Irwanto di grup FB BaW Community pada tanggal 19 April 2016

Salam, teman-teman...

Apa kabar semuanya? Semoga sehat dan terus semangat menulis, ya. Senang sekali saya berada BAW Community ini.

Saya belajar menulis anak sebenarnya secara otodidak. Jadi awalnya, saya membaca sebuah cerita, lalu saya mencoba menulis cerita sendiri. Awalnya saya memang meniru gaya bercerita dan pola cerita yang saya baca. Dan itu tidak apa-apa bagi tahap proses baru belajar menulis. Seiring waktu, maka teman-teman akan menemukan gaya menulisnya sendiri.

Wednesday, March 30, 2016

Strategi Jitu Menembus Media

Materi ini diberikan oleh pemateri undangan di grup facebook BaW Community, Yulina Trihaningsih pada tanggal 17 Maret 2016. Usai materi, ada sesi tanya-jawab dengan para anggota BaW. Silakan disimak yaa ...

Sulitkah menembus media? Bagi saya, iya. 

Friday, March 25, 2016

Mengintip Perjalanan Hidup Rano Karno-nya Berita Koran

Senyum Dahlan
Semua hasil yang diperoleh dalam kehidupan dibangun dari sebuah proses. Proses yang kadang memakan waktu yang tidak sebentar dan jatuh bangun di dalamnya. Sebuah media cetak yang punya oplah besar dan beredar di banyak kota di tanah air juga ada proses yang membuatnya menjadi besar. Begitupun seseorang yang duduk sebagai pemimpin di sebuah media, ada proses yang dia jalani untuk sampai ke titik tersebut.

Dalam novel Senyum Dahlan diceritakan tentang Saptoto, seorang mahasiswa yang sebenarnya ingin menjadi pembaca berita, tapi ibunya sangat menginginkan dia menjadi wartawan. Dari semua pensiunan di kampung Saptoto, cuma ibunya yang hobi menonton berita dan mengkliping Koran. Ibunya memiliki bundel kliping Koran yang semua kliping itu berkumpul satu tulisan dari seorang Dahlan Iskan. “Dia Rano Karno-nya berita koran, paling tidak bagi ibuku. Aku malah tidak tahu siapa Dahlan Iskan,” kata Saptoto pada Kanday. (Halaman 23)

Sunday, November 22, 2015

FOLKS LIKE US [TIPS PENOKOHAN DALAM NOVEL]


by : WINDRY RAMADHINA

Saya ingin bercerita tentang penokohan. Seringkali, kita menemukan tokoh-tokoh yang, well, klise dalam sebuah novel. Banyak penulis, semoga saya tidak termasuk, kesulitan menghadirkan sebuah tokoh yang utuh, yang terasa nyata dan mampu melekat dalam benak pembaca untuk waktu yang lama.

Seorang penulis harus mengenal karakternya dengan mendalam. Bayangkanlah karakter-karakter kita hidup, seperti kita. Mereka punya suara yang khas, cara berpikir, dan nilai-nilai yang ditentukan oleh hal-hal yang mereka alami dalam hidup. Dan, semua itu akan menentukan perbuatan mereka, seperti apa mereka bereaksi terhadap suatu masalah, dan bagaimana mereka menyelesaikannya (atau apakah mereka memang akan menyelesaikannya).

                Kita bisa meminjam orang di sekitar kita untuk dijadikan tokoh. Saya pernah melakukannya saat menulis Montase. Teman-teman Rayyi (si tokoh) sesungguhnya adalah teman-teman saya di kehidupan nyata.

Cara itu jauh lebih mudah daripada kita menciptakan tokoh yang sama sekali baru, tetapi tidak setiap saat kita bisa menemukan model nyata yang pas untuk cerita kita. Jadi, seringnya, kita harus mengembangkan tokoh kita dari nol.